piccolopetesrestaurant.net, Tradisi Inggris dan Bunga Myrtle: Warisan yang Tetap Mekar! Di balik gemerlap kerajaan Inggris, ternyata ada satu tradisi halus yang terus hidup hingga kini. Bukan hanya permata mahkota atau parade megah, tapi justru sesuatu yang tampak kecil bunga myrtle. Jangan salah, keberadaan bunga ini bukan tempelan sembarangan. Ia menjadi simbol yang mengakar kuat dalam budaya dan pernikahan bangsawan Inggris. Bahkan di era modern, kehadiran myrtle tetap di nanti, seolah membawa harapan dalam setiap kelopaknya.
Jejak Myrtle di Tanah Kerajaan
Tradisi tak pernah lahir dari ruang kosong. Begitu pula kisah myrtle yang melekat dalam sejarah Inggris di mulai dari era Ratu Victoria. Pada pernikahan sang ratu, tangkai pertama bunga myrtle di tanam di taman Osborne House, dan sejak saat itu, generasi demi generasi pengantin kerajaan membawa sepotong kecil sejarah itu dalam buket mereka.
Menariknya, meski zaman telah berubah, bunga mungil ini masih mendapat tempat istimewa. Bahkan, myrtle dari taman yang sama di petik secara khusus untuk menghiasi buket pernikahan Ratu Elizabeth II, Putri Diana, hingga Kate Middleton. Dengan demikian, garis warisan tak pernah terputus, melainkan terus hidup dan berkembang, seiring dengan tumbuhnya tanaman itu sendiri.
Simbol Setia yang Tak Pernah Luntur
Tak banyak yang tahu, myrtle bukan sekadar penghias. Bunga ini mengandung makna yang dalam kesetiaan, cinta yang murni, serta kehidupan baru. Itulah sebabnya, saat di gunakan dalam pernikahan, myrtle menjadi lambang komitmen dan harapan yang mekar bersama langkah dua insan.
Kelembutan bentuk dan aroma khasnya menambah nuansa sakral. Bahkan bagi masyarakat umum di Inggris, myrtle mulai di anggap bagian dari tradisi yang melampaui istana. Tak sedikit pasangan yang dengan sengaja menanam myrtle di pekarangan rumah mereka, sebagai tanda cinta yang terus tumbuh.
Dari Kebun Istana ke Tangan Pengantin
Proses pemilihan dan pemotongan myrtle untuk pernikahan kerajaan ternyata bukan sembarangan. Meskipun tampak sederhana, tangkai yang di pilih harus berasal dari tanaman utama warisan Ratu Victoria. Hal ini di lakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan simbolisme yang di kandungnya.
Dalam banyak pernikahan, bunga ini di kombinasikan dengan elemen lain, tapi tetap menjadi bagian inti. Dengan sentuhan myrtle, buket pernikahan terasa lebih personal, seolah pengantin sedang memeluk warisan yang tak kasat mata.
Kesimpulan
Bunga myrtle mungkin kecil, namun ia membawa narasi besar yang menyatu dengan perjalanan panjang tradisi Inggris. Dari taman kerajaan hingga genggaman tangan pengantin, myrtle terus mekar, tak hanya secara harfiah, tapi juga secara emosional dan simbolis. Tradisi ini menunjukkan bahwa keindahan sejati tak harus megah. Kadang, justru hadir lewat detail yang nyaris terlewat.
Ketika banyak budaya mengalami pergeseran, Inggris tetap setia pada satu tangkai bunga yang mewakili cinta, kesetiaan, dan kelanjutan. Maka, selama myrtle masih mekar, selama itu pula tradisi ini akan terus hidup. Dari generasi ke generasi, kisah ini tak pernah benar-benar berakhir hanya berubah bentuk, mengikuti irama zaman.